Bookie Indonesia – Kasus perseteruan antara dua siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya, yang dikenal dengan inisial EV dan IV, menjadi viral di media sosial setelah sebuah video memperlihatkan IV memaksa EV untuk bersujud dan mengonggong. Insiden ini langsung mencuri perhatian publik.
Awal Mula Perseteruan
Konflik antara kedua siswa tersebut bermula dari sebuah sindiran di Instagram yang melibatkan siswa SMA Gloria 2 dan SMA Cita Hati. Menurut penjelasan Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Akmarawita Kadir, sindiran tersebut terjadi setelah sebuah pertandingan basket antar sekolah.
“Seminggu sebelumnya, ada pertandingan basket antara tim Gloria dan tim dari sekolah lain. Tampaknya, sindiran itu muncul dari siswa SMA Cita Hati, yang berada dekat dengan SMA Gloria,” ujarnya.
Tanggapan Orang Tua
Orang tua dari siswa yang merasa dihina tidak terima dan akhirnya mendatangi SMA Kristen Gloria 2 untuk meminta penjelasan serta pertanggungjawaban terkait peristiwa tersebut.
Sekelompok orang menunggu kedatangan siswa-siswa yang diduga terlibat dalam peristiwa penghinaan tersebut.
Dengan Lantang Menyuruh Siswa SMA Sujud
Dalam suasana yang semakin tegang, IV datang bersama sekelompok orang dan memaksa EV untuk bersujud serta menggonggong.
“Dia meminta anak yang mengejek untuk meminta maaf dengan cara jongkok dan menggonggong. Kepala sekolah tampaknya membiarkan terjadinya tindakan bullying tersebut. Itu mungkin karena rasa takut,” ungkapnya.
Ia menduga bahwa kepala sekolah membiarkan Ivan menyuruh siswa-siswa untuk sujud dan menggonggong karena merasa tidak bisa berbuat banyak di hadapan kelompok tersebut.
“Dia tidak mampu menghentikan tindakan itu. Bahkan ketika petugas keamanan mencoba campur tangan untuk menghentikan, perintah itu tetap dijalankan,” lanjutnya.
Orang tua dari siswa yang diejek pun tampaknya tidak bisa berbuat banyak.
Hingga akhirnya, ibu dari siswa yang dipaksa melakukan hal tersebut pingsan setelah melihat anaknya diperintah untuk bersujud dan menggonggong.
“Orang tua yang melihat anaknya diperlakukan demikian hanya bisa terdiam dan akhirnya ibunya pingsan karena ketegangan,” jelasnya.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Dirmanto, mengonfirmasi bahwa kejadian tersebut berlangsung pada 21 Oktober 2023.
Polisi dari Polrestabes Surabaya telah segera mengambil langkah-langkah penyelidikan yang intensif setelah insiden itu viral sekitar pukul 15.30 WIB.
Polrestabes Tanggapi Kasus Insiden di Sekolah, Proses Hukum Masih Berlanjut
Pada kejadian tersebut, petugas dari Polrestabes Surabaya segera datang, namun karena sudah menjelang sore, sekolah sudah tutup, ujar Dirmanto.
Kesepakatan Damai Dicapai
Dirmanto juga mengungkapkan bahwa kedua belah pihak, IV dan EV, telah mencapai kesepakatan damai setelah saling memahami kesalahan masing-masing dan memaafkan.
“Meski begitu, pihak sekolah Gloria 2 terus mendorong Polrestabes untuk melanjutkan proses hukum,” jelasnya.
Pihak Sekolah Gloria 2 Melapor ke Polisi
Setelah beberapa hari kejadian, pihak SMA Gloria 2 melaporkan insiden tersebut kepada Polrestabes Surabaya dan melibatkan pengacara untuk menangani kasus tersebut.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa saat ini penyelidikan masih berlangsung, dan sejauh ini sudah ada delapan orang yang diperiksa sebagai saksi, termasuk IV yang diduga terlibat dalam memicu peristiwa tersebut.